Hmm...
siang ini kebanyakan orang pasti lebih memilih pergi kekamarnya, nyalain
kipas atau AC sambil tiduran.. tapi siangku berbeda dengan mereka,
karena aku harus berbagi materi kuliah dari dosen yang aku unya untuk
kalian. Aku pikir nggak masalah lah, kita sama2 berbagi ilmu toh juga
pahala nantinya datang ke aku =
Ok,
kita bahas dulu yang pertama ..
Menurut wordpress.com,
Teknik motivasi yang sukses akan meningkatkan produktivitas dalam
pencapaian tujuan. Beberapa teknik motivasi yang telah teruji dapat
diterapkan manajemen suatu perusahaan untuk mendorong kinerja dari para
karyawannya.
Beberapa manajer bisa saja menggunakan teknik-teknik yang kurang baik
yang memicu rasa takut seperti bentakan dan ancaman. Memang ketakutan
yang dialami anak buahnya akan memancing respons emosi yang membuat
mereka bekerja.
Namun, hasilnya hanya memberikan hasil dalam jangka pendek dan akan
merugikan dalam jangka panjang. Ketakutan yang memicu produktivitas akan
berubah menjadi kebencian yang tidak produktif. Walaupun begitu,
ketegasan tetap menjadi kualitas yang perlu dimiliki oleh seorang
pemimpin. Jadi, daripada menebar ketakutan lebih baik menanamkan rasa
hormat dengan kesantunan yang karismatik.
Pemberian motivasi kepada para karyawan lebih efektif jika dilakukan
dengan cara-cara yang baik. Meskipun begitu, kebaikan tersebut jangan
sampai menjadi kelemahan dalam memimpin karena kurangnya ketegasan.
Pemimpin yang baik disegani karena bisa tegas namun tetap santun, bukan
malah menciptakan ketegangan dan ketakutan, stres yang tak perlu.
Teknik motivasi yang baik haruslah mengedepankan nilai-nilai yang
positif. Perubahan dan perbaikan dilakukan dengan budaya yang saling
mendukung. Para manajer dapat menjadi teladan yang menginspirasi dan
mengawal budaya kerja yang saling menghargai ini. Bersinergi namun tetap
mandiri dan membuka peluang untuk kreativitas.
Selanjutnya, para karyawan mesti diberikan otonomi (meski terbatas) di
dalam lingkup pekerjaannya dan kesempatan untuk mengembangkan
keahliannya. Ini sesuai dengan teori motivasi intrinsik yang terdiri
dari otonomi, penguasaan keahlian, dan mencari makna; yaitu dengan
menggali arti dari suatu pekerjaan selain dari sekedar mencari gaji.
Mencapai tujuan perusahaan seiring dengan meraih tujuan pribadi dari
hati.
Penetapan tujuan ini juga harus sangat diperhatikan oleh para pembuat
keputusan di dalam jajaran eksekutif. Sasaran-sasaran yang tidak pas dan
tidak jelas tentunya akan memancing reaksi yang mendemotivasi. Target
kerja yang terlalu tinggi atau sulit akan sangat membebani dan target
yang terlalu mudah akan membawa kebosanan.
Begitu juga jika ukuran-ukuran pencapaian prestasi tidak jelas dan
transparan hanya akan memadamkan semangat dari para pekerja. Perusahaan
harus bisa secara adil memberikan penghargaan dan imbalan kepada pekerja
yang tepat yang terbukti telah berkontribusi. Hal ini dilakukan dengan
penilaian kinerja yang menggunakan ukuran-ukuran atau indikator yang
jelas.
Selain itu, kerja sama tim yang dibangun lewat rapat-rapat dan
acara-acara baik yang formal maupun informal perlu dibangun dengan
sinergi yang saling menguatkan. Dan semangat kompetisi bisa dikobarkan
dengan menciptakan persaingan yang sehat antar kelompok dan staf.
Perselisihan jangan sampai terjadi dengan menjaga keterbukaan dan
komunikasi.
Masing-masing karyawan memiliki karakter dan latar belakang yang
beragam. Ada kalanya pendekatan individual diperlukan, untuk mencari
motivasi intrinsik yang spesifik pada setiap individu. Opini, umpan
balik, dan pernyataan dari semua pekerja perlu diserap dari kegiatan
wawancara yang rutin dan pertanyaan yang tertutup demi mengetahui faktor
pendorong semangat kerja yang berbeda-beda dari para karyawan.
Dalam pertemuan empat mata antara atasan dan bawahan ini, perlu juga
dibahas nilai dan makna dari pekerjaan sang karyawan. Betapa berharganya
jabatannya dan membangun rasa bangga dalam memiliki tugas dan tanggung
jawab pada posisinya. Harapan, optimisme, dan beragam sikap positif
lainnya mesti ditanamkan oleh sang pemimpin. Pesan-pesan yang memberikan
kesadaran pekerja ini harus diberikan secara berkala untuk mengingatkan
kembali komitmen karyawan yang kendor.
Aktivitas diluar prosedur standar yang akan meningkatkan kompetensi
seperti pelatihan dan kursus harus direncanakan dengan matang.
Peningkatan keahlian dan kemampuan perlu diberikan agar karyawan
termotivasi karena potensi kemajuan karirnya terbuka lebar. Dan
sesekali, kegiatan di alam bebas bisa juga dijadwalkan sebagai
penyegaran dan pembelajaran kekompakan dalam menaklukkan tantangan.
Pemberian insentif keuangan di luar gaji atau upah yang biasa perlu
diperhitungkan dengan seksama. Uang bonus atau komisi bisa menjadi
senjata makan tuan dan memotivasi karyawan jika tidak dikelola secara
fair. Begitu juga dengan promosi, penambahan wewenang, dan segala bentuk
peluang positif bagi pekerja yang tersedia di dalam perusahaan harus
diatur secara terbuka.
Terakhir, komunikasi atasan kepada bawahan dengan metode yang persuasif
akan memacu motivasi kerja. Teknik-teknik persuasi yang memanfaatkan
reaksi emosi tanpa perlu berpikir panjang bisa memberikan pengertian
untuk bekerjasama secara harmonis. Argumentasi yang terlalu logis dan
kompleks justru akan membawa arah pembicaraan menjadi berlarut-larut dan
menurunkan semangat karyawan dalam berkontribusi.
Misalnya, berbicara dengan mempertimbangkan aspek psikologis,
neurologis, dan kondisi emosi sang pekerja justru seringkali menjadi
metode berkomunikasi yang paling efektif dan efisien. Pendekatan
personal yang dilengkapi dengan teknik-teknik persuasi ini, akan sangat
efektif dalam memotivasi karyawan.
Ada banyak teknik persuasi yang bisa digunakan oleh manajemen untuk
memotivasi karyawan, contohnya; memanfaatkan hasrat ingin diakui dan
berkelompok, mempengaruhi lewat kedekatan dan asosiasi, membangun
kepatuhan dengan penguatan otoritas dan konsistensi komitmen,
menciptakan perasaan loyal kepada pekerjaan lewat peningkatan nilai
pekerjaan, aturan-aturan yang mendorong inovasi, memancing rasa ingin
membalas kebaikan perusahaan, dan seterusnya. Teknik-teknik persuasi dan
motivasi ini akan saya tuliskan di lain kesempatan.
Menurut teori Maslow yang pernah kubaca sih, karyawan bisa termotivasi
jika kebutuhan mereka terpenuhi. Sekarang yang jadi pertanyaan adalah
kebutuhan apa sih yang mereka butuhkan ?
1. Kebutuhan fisiologis, misalnya seperti makan,air, tempat perlindungan,dll
2. Kebutuhan keselamatan, misalnya, kebutuhan untuk tetap merasa aman di tempat kerja maupun di rumah.
3. Kebutuhan sosial, seperti kebutuhan untuk merasa dicintai, diterima, dan menjadi bagian kelompok.
4. Kebutuhan harga diri, seperti kebutuhan akan pengakuan dari orang lain serta harga diri dan status kepentingan
5. Kebutuhan aktualisasi diri, misal seperti kebutuhan untuk mengembangkan potensi tertinggi seseorang